BATAM, Arah Batam — Kepala Kementerian Agama Kota Batam, Budi Dermawan, S.Ag., M.Sy, menegaskan bahwa tren meningkatnya jumlah pendaftar haji menunjukkan tingginya religiusitas masyarakat.
“Jumlah pendaftar haji di Batam hingga tahun 2025 mencapai 18.127 orang dengan masa tunggu rata-rata 24 tahun. Antusiasme ini luar biasa, meskipun kondisi ekonomi sedang tidak menentu, semangat masyarakat untuk menunaikan ibadah haji tetap tinggi,” ujarnya.
Budi juga menekankan pentingnya kesiapan fisik, mental, dan finansial calon jamaah. Menurutnya, lamanya masa tunggu justru bisa dimanfaatkan untuk memperkuat persiapan tersebut.
“Kami terus mengingatkan masyarakat bahwa masa tunggu saat ini cukup panjang. Karena itu, calon jamaah perlu mempersiapkan diri sejak awal, baik kesehatan maupun finansial, agar ketika tiba waktunya berangkat bisa menunaikan ibadah dengan optimal,” tambahnya.
Harapan untuk Penambahan Kuota
Dengan rata-rata masa tunggu 24 tahun, antrean haji di Batam menjadi tantangan tersendiri bagi Kementerian Agama. Estimasi kasar menunjukkan, dengan total antrean 18 ribu lebih dan kuota tahunan sekitar 755 orang, butuh waktu panjang bagi calon jamaah untuk mendapat giliran.
Kemenag berharap pemerintah pusat dapat terus memperjuangkan penambahan kuota haji bagi Indonesia, termasuk untuk Kota Batam. Dengan demikian, masa tunggu bisa dipangkas, terutama bagi jamaah lansia yang perlu prioritas lebih tinggi.
Semangat Ibadah yang Tak Terbendung
Tingginya minat masyarakat Batam untuk berhaji menunjukkan bahwa ibadah ini tidak hanya soal kemampuan finansial, tetapi juga soal cita-cita spiritual yang mendalam. Meski harus menunggu hingga puluhan tahun, masyarakat tetap rela mendaftar sejak dini demi memastikan satu tiket menuju tanah suci.
Fenomena ini sekaligus menegaskan bahwa haji bukan sekadar perjalanan ibadah, melainkan simbol keteguhan iman dan harapan besar umat Islam untuk bisa menunaikan rukun Islam kelima.(alfabd)