Penyuluhan Intoleran, Radikalisme, dan Terorisme oleh Mabes Polri di Acara Kemistri Santri 2025 Batam

No comments

BATAM, Arah Batam, 13 Oktober 2025 — Dalam rangkaian kegiatan Kemah Santri (Kemistri) 2025 yang digelar di Nuvasa Bay, Kota Batam, dua personel Tim Pencegahan Satgaswil Kepulauan Riau Mabes Polri, yakni Tino Pratama dan Jacky Permana, memberikan penyuluhan bertema “Bahaya Intoleran, Radikalisme, dan Terorisme di Kalangan Santri.”

Kegiatan yang diinisiasi Mabes Polri bekerja sama dengan Kementerian Agama Kota Batam ini bertujuan menanamkan pemahaman tentang pentingnya toleransi dan bijak dalam bermedia sosial kepada para santri.

Dalam penyuluhannya, Tino Pratama mengingatkan para santri agar menjauhi sikap intoleran dan fanatisme berlebihan yang dapat memicu perpecahan.

Kita harus hidup jangan intoleran. Intoleran adalah individu yang tidak mau bersosialisasi dengan orang lain. Walaupun kita paham agama, tapi fanatik secara sosial itu juga tidak boleh, karena kita manusia harus bersosialisasi dengan yang lainnya,” ujarnya di hadapan ratusan peserta Kemistri.

Ia menegaskan bahwa santri sebagai generasi penerus bangsa harus menjadi contoh dalam menjaga kerukunan dan kebersamaan.

Jangan sampai kita memisahkan diri dengan yang lain,” tambahnya.

Sementara itu, Jacky Permana menyoroti pengaruh media sosial sebagai salah satu faktor penyebaran paham radikalisme.

Di Indonesia sendiri sudah ada anak-anak dan juga kalangan wanita yang terlibat dalam jaringan terorisme akibat pengaruh media sosial. Karena itu kita harus sangat berhati-hati dan membatasi diri dalam bermedia sosial,” pesannya.

Jacky juga mengajak para santri untuk menggunakan media sosial secara kreatif dan positif.

Instagram, Twitter, TikTok, dan akun media sosial lainnya memang bagus, tapi kita harus bijak menggunakannya. Jika ingin mendengarkan kajian, pastikan dulu siapa ustadz atau kiai yang menyampaikan. Kalau dulu mulutmu harimaumu, sekarang jarimu harimaumu,” ujarnya menegaskan.

Dalam kesempatan itu, para narasumber juga menyinggung keteladanan para santri terdahulu seperti KH Ahmad Dahlan yang turut berperan sebagai pahlawan bangsa. Mereka mengajak seluruh peserta untuk meneladani nilai-nilai kesantrian sejati dengan makna kata SANTRI:

S – Santun dalam berbicara
A – Amanah bila dipercaya
N – Nasionalis sejati
T – Taat dalam beribadah
R – Rajin dalam belajar
I – Indah dalam berpenampilan

Menutup penyuluhan, kedua narasumber mengingatkan agar para santri menjaga ukhuwah dan saling menghormati sesama.

Jangan saling membully. Di sini kita berasal dari berbagai golongan dan suku. Maka bersosialisasilah dengan baik, hormati guru, dan gali ilmu sebanyak-banyaknya,” tutupnya.(*alif abdullah)

Baca juga...

Bagikan:

Tinggalkan komentar