BATAM, Arah Batam, 22 Oktober 2025 — Ratusan buruh yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Batam (KRB) memadati gerbang PT ASL Shipyard, Tanjunguncang, Batu Aji, Kota Batam, sejak pagi hari. Mereka datang membawa berbagai spanduk dan poster yang berisi tuntutan terkait keselamatan dan kesejahteraan pekerja.
Aksi ini merupakan respons atas dua peristiwa ledakan mematikan yang terjadi di perusahaan galangan kapal tersebut beberapa waktu lalu. Para buruh menilai sistem keselamatan kerja (HSE) di perusahaan masih jauh dari standar, sehingga mengancam nyawa para pekerja.
Selain menuntut peningkatan sistem HSE, massa juga menyoroti rendahnya upah dan status kerja outsourcing yang masih berlaku bagi ribuan pekerja. Mereka meminta perusahaan segera memberikan kepastian kerja yang lebih layak.
Dalam orasinya, Suprapto, Ketua PC SPL FSPMI Kota Batam, menegaskan bahwa kecelakaan di PT ASL Shipyard sudah terlalu sering terjadi.

“Kecelakaan di sini hampir setiap bulan terjadi. Empat korban jiwa belum lama ini, kini bertambah tiga belas lagi. Ini bukti nyata bahwa keselamatan pekerja belum menjadi prioritas,” ujarnya lantang di depan para buruh.
Suprapto juga mendesak manajemen agar segera melakukan evaluasi total dan memberikan jaminan keselamatan bagi seluruh pekerja. Salah satu tuntutan utama yang mereka sampaikan adalah agar sekitar 3.000 karyawan outsourcing diangkat menjadi karyawan tetap.
Setelah melalui dialog antara perwakilan buruh dan pihak manajemen, PT ASL Shipyard akhirnya menyetujui untuk mengangkat para pekerja outsourcing menjadi karyawan tetap perusahaan. Keputusan tersebut disambut sorak gembira oleh para buruh yang telah sejak lama memperjuangkan status kerja mereka.
“Kami menyambut baik langkah ini. Ini kemenangan bagi seluruh pekerja Batam,” ujar Suprapto menutup orasinya.
Aksi berjalan tertib dengan pengamanan dari aparat kepolisian dan berakhir sekitar tengah hari. Para buruh membubarkan diri secara damai setelah mendengar hasil kesepakatan tersebut.(alif abdullah)




