BATAM, Arah Batam – Inovasi baru tengah digarap oleh tim peneliti lintas perguruan tinggi di Batam. Mereka merancang gelang kesehatan berbasis teknologi yang ditujukan khusus untuk kalangan remaja. Produk ini diharapkan mampu membantu mendeteksi denyut jantung sekaligus mendorong gaya hidup sehat sejak usia muda.
Gagasan tersebut terungkap dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di ruang meeting lantai 2 Sozo Bakery Batam, Kamis (25/9/2025). Acara ini mengangkat tema Implementasi aktivitas fisik dan penerapan gaya hidup sehat remaja sedentary behavior sebagai upaya pencegahan penyakit kardiovaskular aterosklerosis (PKVA).
FGD dihadiri berbagai pihak, mulai dari Biro SDM BP Batam, perwakilan Puskesmas Botania dan Puskesmas Tanjung Batu, Humas SMKN 7 Batam, Karang Taruna Batam, hingga tim peneliti yang terdiri dari Dr. Ns. Ana Faizah, Dr. Eng Ansarullah Lawi, Susanti, Gunawan Toto Hadiyanto, dan Jogie Suaduon. Kehadiran lintas sektor ini menunjukkan bahwa isu kesehatan remaja memang menjadi perhatian serius di Batam.
Ketua tim peneliti, Dr. Ns. Ana Faizah, menyampaikan bahwa proyek penelitian gelang kesehatan ini masih berjalan. Ia menegaskan baru sekitar 60 persen progres yang rampung, sehingga masukan dari para peserta FGD sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan inovasi ini. “Penelitian kami ini masih on progress, saat ini baru rampung sekitar 60 persen,” ujarnya.
Ana menjelaskan, latar belakang penelitian ini berangkat dari meningkatnya kasus penyakit kardiovaskular di kalangan usia muda. Menurutnya, kurangnya aktivitas fisik menjadi salah satu pemicu utama. Gaya hidup sedentari yang identik dengan kurang gerak membuat remaja lebih rentan terkena obesitas, tekanan darah tinggi, hingga kolesterol tinggi, yang semuanya menjadi pintu masuk penyakit jantung.
Menambahkan hal tersebut, akademisi ITEBA, Dr. Eng Ansarullah Lawi, menjelaskan gelang kesehatan yang dikembangkan tidak hanya mendeteksi denyut jantung, tetapi juga terintegrasi dengan teknologi berbasis IoT. Produk ini dirancang untuk memberikan notifikasi otomatis kepada remaja bila terdeteksi pola hidup yang kurang sehat. Dengan begitu, pengguna diharapkan lebih peduli terhadap kondisi fisik mereka.
Ansarullah menuturkan, fitur gelang kesehatan akan menyajikan data grafik pergerakan tubuh, ritme jantung, serta kadar oksigen darah (SpO2). Data ini menjadi acuan bagi remaja untuk lebih disiplin beraktivitas fisik. “Pola pemberian notifikasi dengan penampilan beberapa grafik terhadap pergerakan dan pola ritme jantung dan data SpO2 diharapkan menjadi bahan yang cukup adaptif bagi remaja untuk senantiasa bergaya hidup sehat,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala UPT Puskesmas Botania, Fauzi Nuristianto, mengingatkan bahwa penyakit kardiovaskular aterosklerosis masih menjadi penyebab kematian utama di dunia. Angkanya mencapai 32 persen, dengan 85 persen di antaranya akibat serangan jantung dan stroke. Ia menekankan pentingnya edukasi sejak dini untuk mencegah generasi muda Batam masuk dalam kelompok berisiko.
Fauzi juga menjelaskan secara singkat mengenai penyakit aterosklerosis, yaitu kondisi ketika plak yang terdiri dari lemak, kolesterol, dan zat lain menumpuk di dinding arteri. Akibatnya, pembuluh darah menyempit, aliran darah terhambat, dan risiko serangan jantung maupun stroke meningkat. Faktor pemicunya tidak jauh dari gaya hidup, seperti pola makan tidak sehat, merokok, serta kurang berolahraga.
Dengan adanya penelitian gelang kesehatan ini, para akademisi berharap Batam bisa menjadi pionir dalam menghadirkan solusi nyata bagi kesehatan remaja. Upaya ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga langkah awal membangun kesadaran generasi muda akan pentingnya menjaga jantung tetap sehat untuk masa depan yang lebih panjang dan produktif.(alf)