BATAM, Arah Batam – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah digencarkan pemerintah melalui Badan Gizi Nasional kembali menuai sorotan. Di Batam, sedikitnya lima kasus keracunan makanan dilaporkan terjadi di sejumlah sekolah, mulai dari tingkat SD hingga SMA/SMK. Para siswa yang terdampak harus mendapat perawatan intensif di puskesmas maupun rumah sakit.
Hasil penelusuran sejumlah media dan laporan dari berbagai pihak mengungkapkan, dapur MBG di Batam ternyata belum mengantongi Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS). Padahal, sesuai aturan, setiap dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) wajib memiliki sertifikasi tersebut guna menjamin keamanan pangan yang disajikan.
Program MBG sendiri telah menjangkau 179.082 penerima di Batam, dengan 53 dapur SPPG aktif beroperasi. Namun, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada akhir September 2025 mencatat hanya 34 dari total 8.583 dapur MBG di seluruh Indonesia yang sudah mengantongi SLHS.

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanganan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Batam, Melda Sari, membenarkan bahwa hingga kini belum ada satu pun dapur MBG di Batam yang memiliki sertifikat laik higiene.
“Untuk sertifikat SLHS (Dapur SPPG) di Kota Batam belum ada. Sekarang masih dalam proses pengurusan,” ujar Melda, Rabu (1/10/2025).
SLHS sendiri merupakan bukti pemenuhan standar mutu serta persyaratan keamanan pangan olahan maupun siap saji yang dikeluarkan oleh Kemenkes. Tanpa sertifikasi ini, keamanan makanan yang dikonsumsi oleh peserta program MBG belum sepenuhnya terjamin.
Hingga kini, Dinkes Batam bersama pihak terkait masih melakukan evaluasi serta penanganan kasus keracunan yang menimpa sejumlah siswa.(alfabd)




